– Spyware yang dibuat dengan teknologi Israel dilaporkan menargetkan aktivis, jurnalis, dan oposisi pemerintah dari berbagai negara. Salah satunya adalah Indonesia yang menjadi sasaran.
Temuan ini diungkapkan peneliti keamanan siber dari Citizen Lab di University of Toronto, Kanada.
Spyware ditemukan dengan teknologi Israel yang menargetkan Indonesia
Baca juga:
– Jimat pelindung berusia ribuan tahun ditemukan di Israel, begini penampakannya
– Kelahiran lembu merah “sempurna” di Israel, yang pertama dalam 2.000 tahun
– Memposting video membela Israel di media sosial, petugas ditangkap petugas
– Sehubungan dengan konflik Israel-Palestina, peringkat Facebook di Play Store turun
Disebutkan, spyware atau alat pengintai ini dibuat oleh perangkat lunak bernama Candiru, yang diproduksi oleh perusahaan asal Israel.
Para peneliti mengatakan Candiru mengeksploitasi lubang keamanan yang ada di Windows.
Operasi dunia maya ini dilakukan di Arab Saudi, Israel, Hongaria, Indonesia, dan tempat lain yang membeli dan memasang perangkat lunak mata-mata jarak jauh yang dibuat oleh Candiru.
“Alat tersebut digunakan dalam serangan presisi terhadap komputer, telepon, infrastruktur jaringan, dan perangkat yang terhubung ke internet yang ditargetkan,” kata Cristin Goodwin, manajer umum Unit Keamanan Digital Microsoft, dikutip dari Bloomberg, Jumat (16/7/2021).
Microsoft sebelumnya telah diperingatkan tentang serangan ini setelah analisis berminggu-minggu oleh para peneliti di Citizen Lab.
arrow_forward_iosBaca selengkapnya
Didukung oleh GliaStudio
Ilustrasi keamanan internet. (pixabay)
Ilustrasi keamanan internet. (pixabay)
Kemudian, pada 13 Juli, Microsoft merilis tambalan untuk menambal kerentanan Windows
yang diyakini sebagai titik masuk spyware.
Dalam blognya yang diterbitkan Kamis lalu, Microsoft tidak menyebut Candiru, melainkan merujuk pada pemain ofensif sektor swasta yang berbasis di Israel bernama Sourgum.
Belakangan dilaporkan bahwa pengguna spyware ini juga meretas politisi dan aktivis hak asasi manusia, tetapi menolak untuk mengorbankan siapa pun.
Peneliti Citizen Lab mengatakan: Spyware Candiru adalah bagian dari industri swasta yang menjual teknologi kepada pemerintah dan pemimpin otoriter.
Anda bisa mendapatkan akses ke komunikasi warga dan oposisi politik.
John Scott-Railton, peneliti senior di Citizen Lab, mengatakan penelitian Candiru menunjukkan bahwa ekosistem dijual ke rezim otoriter.
“Alat seperti Candiru digunakan untuk menimbulkan rasa takut,” katanya.
Mereka juga membeberkan biaya penggunaan Candiru.
Pelanggan yang menggunakan teknologi ini harus membayar 16 juta euro atau Rp 273,9 miliar untuk memata-matai 10 perangkat sekaligus.
Jika mereka menambahkan 1,5 juta euro atau 25 miliar rupee, target pengintaian akan ditingkatkan menjadi 15.
Ini adalah hasil dari spyware yang menggunakan teknologi buatan Israel dan menyasar sejumlah negara termasuk Indonesia.
Baca Juga :
https://ptmahakamkencanaintanpadi.co.id
https://polresmalangkota.id
https://logistikpangan.id
https://staklimtangsel.id
https://bppdkaltim.id